Halaman

Senin, 24 September 2012

Ekonomi Makro dan Ekonomi Mikro

Mikro serta Hubungannya dengan Cabang- Cabang Ilmu Ekonomi yang Lain Ekonomi berasal dari bahasa Yunani, yakni dari kata oikos yang berarti rumah tangga dan nomos yang berarti peraturan. Jadi, ekonomi berarti peraturan rumah tangga atau mengatur rumah tangga.
Sejalan dengan perkembangan zaman, ekonomi berkembang menjadi suatu ilmu seperti halnya ilmu fisika, ilmu kimia, dan ilmu matematika. Ilmu ekonomi dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari usaha-usaha
manusia dalam memenuhi kebutuhannya, baik secara individu maupun kelompok dalam rangka mencapai kemakmuran. Karena ruang lingkup ilmu ekonomi sangat luas maka ilmu ekonomi terbagi atas beberapa cabang, sebagai berikut.
1. Ekonomi Teori (Economic Theory)
Ekonomi teori adalah ilmu ekonomi yang bertugas menerangkan hubungan peristiwa-peristiwa ekonomi dan kemudian merumuskan hubungan-hubungan tersebut dalam suatu hukum ekonomi atau teori ekonomi. Ekonomi teori terbagi menjadi dua, yakni ekonomi makro dan ekonomi mikro.
2. Ekonomi Terapan (Applied Economic)
Ekonomi terapan, yaitu ilmu ekonomi yang memakai ekonomi teori untuk membuat dan merumuskan kebijakan-kebijakan dalam rangka mengatasi masalah ekonomi. Dengan demikian, ekonomi terapan bersifat
mempraktikkan atau menerapkan ekonomi teori untuk digunakan dalam pemecahan masalah ekonomi. Karena bersifat penerapan maka timbulah cabang-cabang ekonomi terapan, seperti: ekonomi koperasi, ekonomi pembangunan, ekonomi moneter, ekonomi internasional, dan lain-lain.
3. Ekonomi Deskriptif (Descriptive Economic)
Ekonomi deskriptif, yaitu ilmu ekonomi yang menggambarkan keadaan perekonomian yang sebenarnya terjadi di masyarakat, misalnya menggambarkan keadaan perekonomian petani bawang merah di Brebes
Jawa Tengah atau menggambarkan keadaan perekonomian pengrajin patung Asmat di Irian Jaya.
4. Ekonometrika (Econometrics)
Ekonometrika, yaitu ilmu ekonomi yang menjelaskan gejala-gejala ekonomi yang terjadi dengan menggunakan metode matematis dan statistik. Untuk menjelaskan sifat-sifat hubungan antara gejala-gejala ekonomi, para ahli ekonomi menggunakan metode matematis dan statistik. Misalnya, berdasarkan data yang tersedia seperti jumlah pendapatan nasional, jumlah aliran, dan data-data yang diperlukan, dapat dibuat ramalan tentang apa yang akan terjadi di masa mendatang atau ramalan tentang akibat-akibat kebijakan ekonomi yang akan atau sedang dijalankan.
Dari uraian di atas diketahui bahwa ekonomi makro dan ekonomi mikro merupakan bagian dari ekonomi teori. Lalu apa pengertian dari ekonomi makro dan ekonomi mikro? Ekonomi makro adalah salah satu bidang ilmu ekonomi yang melihat dan menganalisis kegiatan ekonomi di suatu negara dengan analisis yang bersifat menyeluruh (agregat). Hal itu sejalan dengan pengertian makro, yakni besar dan menyeluruh. Adapun ekonomi mikro adalah salah satu bidang ilmu ekonomi yang melihat dan menganalisis kegiatan ekonomi dengan cara melihat dan menganalisis bagian- bagian kecil dari keseluruhan. Hal ini sejalan dengan pengertian mikro, yakni kecil .
Menurut Gregory Mankew dalam buku “Pengantar Ekonomi”, ekonomi makro dan ekonomi mikro saling berkaitan satu dengan yang lain. Karena perubahan ekonomi secara menyeluruh (makro), tentulah hasil dari
perubahan berjuta-juta individu dalam melakukan kegiatan ekonomi. Dengan kata lain, perubahan yang terjadi dalam ekonomi makro merupakan hasil dari seluruh perubahan yang terjadi dalam ekonomi mikro. Oleh karena itu, bila seorang pakar ekonomi ingin menganalisis efek (pengaruh) dari pemungutan pajak penghasilan terhadap produksi barang dan jasa secara menyeluruh, maka pakar ekonomi tersebut harus lebih dulu menganalisis efek dari pemungutan pajak penghasilan terhadap individu atau rumah tangganya. Yaitu, dengan menyelidiki berapa besar penghasilan yang dibelanjakan individu atau rumah tangga untuk membeli barang dan jasa, setelah adanya pemungutan pajak penghasilan.
Mempelajari ekonomi makro dan ekonomi mikro sangatlah penting karena keduanya memiliki manfaat masing-masing. Seorang pengamat ekonomi tidak akan bisa memberikan pendapat dan alasan mengenai keadaan perekonomian dengan baik bila tidak memahami aspek-aspek yang dibahas dalam makro ekonomi. Berbagai aspek yang dibahas dalam makro ekonomi seperti pendapatan nasional, pertumbuhan ekonomi, dan neraca pembayaran merupakan alat pengamat penting yang harus dimiliki. Oleh karena itu, bila kita ingin mengulas keadaan perekonomian dengan baik kita perlu mempelajari ekonomi makro.
Lalu, apa manfaat mempelajari ekonomi mikro? Pada intinya, dengan mempelajari ekonomi mikro kita dapat melakukan penghematan (efisiensi) dalam penggunaan sumber daya yang serba terbatas. Selain itu, kita juga
dapat mengetahui cara-cara mencapai kepuasan maksimum dalam penggunaan sumber daya yang serba terbatas tersebut.
Mempelajari ekonomi makro diakui lebih sulit dibanding mempelajari ekonomi mikro. Ada tiga alasan yang menyebabkan ekonomi makro lebih sulit dipelajari, yaitu:
1. ekonomi makro sangat menyederhanakan pola kegiatan ekonomi negara dibanding kenyataan yang sebenarnya berlaku;
2. cara pendekatan dalam menerangkan makro yang digunakan para ahli ekonomi berbeda satu dengan yang lain;
3. aspek-aspek yang dianalisis dalam ekonomi makro terus-menerus dikembangkan dan diperdebatkan.
B. Perbedaan Ekonomi Mikro dengan
Ekonomi Makro Perbedaan ekonomi mikro dengan ekonomi makro bisa dilihat dari tiga hal, yakni corak analisis, titik berat analisis, dan materi yang dibahas.

Catatan: Kadang-kadang materi yang dibahas dalam ekonomi
mikro sama dengan yang dibahas dalam ekonomi makro. Bedanya
ekonomi mikro hanya melihat bagian kecil (secara perorangan atau
satuan), sedangkan ekonomi makro melihat secara keseluruhan.
Para ahli ekonomi dan pengamat ekonomi senantiasa mengamati prestasi
kegiatan perekonomian dari waktu ke waktu. Untuk melakukan pengamatan
dengan baik diperlukan data-data statistik yang menggambarkan perubahanperubahan
kegiatan ekonomi negara. Data-data statistik tersebut disebut
indikator makro ekonomi (macro economic indicator). Istilah lain indikator
makro ekonomi adalah alat pengamat ekonomi. Ada banyak indikator makro
ekonomi, tetapi yang terutama perlu diperhatikan adalah pendapatan
nasional, pertumbuhan ekonomi, pendapatan per kapita, angkatan kerja,
indeks harga , inflasi, neraca perdagangan, neraca pembayaran, dan kurs
valuta asing.
dalam penggunaan
sumber daya atau faktor
produksi.
b. Cara mencapai
kepuasan maksimum.
3. Contoh materi yang
dibahas:
a. Teori produksi
b. Biaya produksi
c. Teori perilaku produsen
d. Struktur pasar
e. Teori konsumsi
f. Teori perilaku
konsumen
g. Teori distribusi
h. Elastisitas
i. Permintaan seorang
konsumen
j. Penawaran seorang
produsen
kegiatan ekonomi suatu
negara.
b. Masalah-masalah utama
yang dihadapi setiap
perekonomian.
c. Peranan pemerintah
dalam mengatasi
masalah-masalah
ekonomi.
3. Contoh materi yang
dibahas:
a. Pendapatan Nasional
b. Pertumbuhan ekonomi
c. Inflasi
d. Kebijakan ekonomi
pemerintah
e. Neraca perdagangan
f. Neraca pembayaran
g. Pengangguran
h. Pendapatan per kapita
i. Permintaan seluruh
konsumen
j. Penawaran seluruh
produsen
Ekonomi Makro dan Ekonomi Mikro 237
C. Masalah-Masalah yang Dihadapi
Pemerintah di Bidang Ekonomi
Bila kita membicarakan masalah-masalah yang dihadapi pemerintah di
bidang ekonomi maka sesungguhnya kita sedang membicarakan masalahmasalah
ekonomi makro. Mengapa demikian? Karena secara umum masalahmasalah
yang dihadapi pemerintah tentulah merupakan masalah ekonomi
yang muncul secara keseluruhan yang juga perlu dipecahkan secara
menyeluruh.
Masalah-masalah yang dihadap pemerintah di bidang ekonomi menurut
Sadono Sukirno dalam bukunya yang berjudul “Ekonomi Makro”, di
antaranya sebagai berikut.
1. Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi bisa diartikan sebagai perkembangan kegiatan
dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi
dalam masyarakat bertambah. Dalam praktik, pertumbuhan ekonomi
dihitung degan membandingkan PDB (Produk Domestik Bruto)) tahun
tertentu dengan PDB tahun sebelumnya. PDB (Produk Domestik Bruto)
adalah jumlah nilai barang dan jasa yang dihasilkan seluruh masyarakat di
suatu negara selama satu tahun, termasuk yang dihasilkan oleh warga negara
asing yang ada di wilayah negara tersebut. Oleh karena itu, pertumbuhan
ekonomi bisa pula diartikan sebagai suatu keadaan perekonomian yang
menunjukkan adanya kenaikan PDB (Produk Domestik Bruto) bila dibanding
dengan tahun sebelumnya.
Setiap negara atau pemerintah
pasti menginginkan tercapainya
pertumbuhan ekonomi yang optimal,
sesuai dengan potensi yang
dimiliki negara tersebut. Akan tetapi
yang umumnya sering terjadi
pertumbuhan ekonomi tidak tercapai
secara optimal. Untuk itu perhatikan
kurva kemungkinan produksi
disamping.
Gambar 7.1 Kurva Pertumbuhan potensial
dan pertumbuhan sebenarnya
Barang pertanian
Barang industri
238 Ekonomi Kelas X SMA dan MA
Kurva AB merupakan kurva yang menggambarkan batas maksimum
produksi yang dapat diciptakan suatu negara pada waktu tertentu. Pada
negara yang kurva batas maksimum produksinya adalah AB, kemakmuran
masyarakat bisa tercapai secara maksimum bila kombinasi produksi barang
industri dan barang pertanian adalah seperti yang ditunjukkan oleh salah
satu titik pada kurva AB, misalnya oleh titik P. Titik P menunjukkan bila
negara ingin memaksimumkan kemakmuran masyarakat, negara harus
menghasilkan X0 barang industri dan Y0 barang pertanian.
Pada waktu berikutnya, faktor-faktor produksi yang bertambah dan
teknologi yang semakin maju telah memungkinkan negara tersebut
memproduksi lebih banyak. Hal ini digambarkan oleh perubahan kurva dari
AB ke CD. Dan titik R merupakan contoh kombinasi produksi barang industri
dan barang pertanian bila negara ingin mencapai kemakmuran maksimum.
Ini berarti, secara potensial negara tersebut dapat menaikkan produksi dalam
perekonomian dari kombinasi P menjadi R. Tetapi dalam kenyataannya,
kombinasi yang dicapai hanya dari M ke N. Dengan demikian, dapat
dikatakan bahwa pertumbuhan ekonomi yang sebenarnya terjadi ternyata
lebih lambat dari pertumbuhan ekonomi yang secara potensial dapat
dilakukan. Akibatnya, sebagian faktor-faktor produksi terpaksa menganggur.
2. Ketidakstabilan Kegiatan Perekonomian
Pada umumnya perekonomian tidak selalu berkembang secara teratur.
Suatu saat bisa naik dan suatu saat bisa turun. Terkadang kegiatan
perekonomian berkembang sangat cepat. Dan pada waktu lain berkembang
sangat lambat bahkan mengalami kemerosotan. Pergerakan naik turun
kegiatan perusahaan-perusahaan dalam jangka panjang di suatu
perekonomian disebut konjungtur atau siklus kegiatan perusahaan.
Walaupun suatu siklus berbeda
dengan siklus yang lain, tetapi sifatsifat
dasar dari setiap siklus adalah
sama, yakni memperlihatkan bentuk
khas tertentu yang diperlihatkan oleh
gambar berikut:
Gambar 7.2 Satu siklus kegiatan Ekonomi dalam konjungtur
Pendapatan nasional riil
Jalur pertumbuhan yang stabil
Pendapatan nasional
sebenarnya
Ekonomi Makro dan Ekonomi Mikro 239
Pada siklus ABCDE, pergerakan dari A ke B dan dari C ke D menunjukkan
kegiatan perekonomian yang mengalami kemunduran. Adapun pergerakan
dari B ke C dan dari D ke E menunjukkan kegiatan perekonomian yang
mengalami pertumbuhan. Kemunduran ekonomi yang serius akan
menyebabkan timbulnya pengangguran, sedangkan pertumbuhan ekonomi
yang terlalu pesat akan menyebabkan timbulnya inflasi (kenaikan hargaharga).
Baik pengangguran maupun inflasi dapat berakibat buruk terhadap
kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, diperlukan usaha-usaha agar
pergerakan-pergerakan dalam suatu siklus bisa lebih stabil.
3. Pengangguran
Pada umumnya, faktor utama yang menyebabkan terjadinya
pengangguran adalah kekurangan permintaan agregat (kekurangan
permintaan secara keseluruhan). Mengapa permintaan agregat bisa kurang?
Berikut jawabannya.
Pengusaha memproduksi barang dan jasa dengan tujuan memperoleh
keuntungan. Keuntungan bisa diperoleh bila barang dan jasa yang diproduksi
bisa dijual. Semakin besar permintaan, akan semakin banyak barang dan jasa
yang mereka produksi. Semakin banyak produksi akan menambah
pemakaian tenaga kerja. Semakin banyak produksi berarti semakin banyak
pula pendapatan nasional, karena pendapatan nasional di antaranya dihitung
dari nilai barang dan jasa yang diproduksi. Dengan demikian, terdapat
hubungan yang erat antara tingkat pendapatan nasional dengan tingkat
pemakaian tenaga kerja. Semakin banyak pendapatan nasional berarti
semakin banyak pula pemakaian tenaga kerja.
Akan tetapi pada umumnya tingkat permintaan agregat yang terjadi
dalam perekonomian ternyata lebih rendah dari permintaan agregat yang
dibutuhkan untuk mencapai tingkat perekonomian tenaga kerja penuh.
Karena pemakaian tenaga kerja tidak penuh maka dalam perekonomian
terjadi pengangguran. Pengangguran memiliki dampak-dampak buruk di
antaranya mengurangi tingkat kemakmuran atau kesejahteraan masyarakat,
meningkatnya kejahatan dan kerusuhan, serta menurunnya penerimaan
negara dari sektor pajak penghasilan. Oleh karena itu, pemerintah harus selalu
berusaha untuk menekan angka pengangguran.
Selain kekurangan permintaan agregat sebagai faktor utama penyebab
pengangguran, masih ada faktor-faktor lain yang menjadi penyebab
pengangguran, yaitu pemakaian mesin-mesin modern, ketidakcocokan
keterampilan yang dimiliki tenaga kerja dengan keterampilan yang
dibutuhkan perusahaan, perubahan musim dan perubahan struktur
perekonomian yang menuntut jenis keterampilan tertentu.

Rabu, 16 Mei 2012

Kebutuhan

A. Kebutuhan
1. Arti Kebutuhan
Dari uraian di atas, kita bisa mengartikan kebutuhan sebagai segala sesuatu yang dibutuhkan manusia untuk mempertahankan hidup danmemperoleh kesejahteraan serta kenyamanan.
2. Macam Kebutuhan
Kebutuhan manusia sangat bermacam-macam. Kebutuhan tersebut dapat digolongkan, sebagai berikut.
a. Kebutuhan Menurut Intensitas
Kebutuhan menurut intensitas atau tingkat kepentingan terdiri atas kebutuhan primer, kebutuhan sekunder, dan kebutuhan tersier.
1) Kebutuhan Primer
Kebutuhan primer adalah kebutuhan utama atau kebutuhan pokok yang pertama harus dipenuhi untuk mempertahankan hidup. Kata primer sendiri berasal dari kata primus, yang berarti pertama. Secara umum kebutuhan primer terdiri atas pangan, sandang, dan papan; atau makanan, pakaian, dan rumah. Tanpa makanan, pakaian, dan rumah manusia bisa mati kelaparan, kedinginan, dan kepanasan.
2) Kebutuhan Sekunder
Kebutuhan sekunder adalah kebutuhan kedua yang dipenuhi, setelah kebutuhan primer terpenuhi. Ada kursi, lemari, sepatu, tas, sisir, kaos kaki, buku, pensil, televisi, radio, tempat tidur, dan kendaraan. Manusia memenuhi kebutuhan sekunder dalam rangka mengaktualisasikan dirinya sebagai makhluk sosial yang berbudaya.
3) Kebutuhan Tersier
Kebutuhan tersier adalah kebutuhan ketiga yang dipenuhi, setelah kebutuhan primer dan sekunder terpenuhi. Kata tersier berasal dari kata tertius, yang berarti ketiga. Kebutuhan tersier disebut juga kebutuhan mewah atau lux. Kebutuhan ini umumnya dipenuhi oleh orang yang berpendapatan tinggi dan dilakukan untuk meningkatkan prestise atau kebanggaan di mata masyarakat. Contoh kebutuhan tersier, yaitu pakaian mewah, tas mewah, mobil mewah, rumah mewah, dan kapal pesiar mewah. Yang perlu diketahui, kebutuhan sekunder dan tersier berbeda untuk setiap orang atau golonga.
b. Kebutuhan Menurut Sifat
1) Kebutuhan Jasmani
Kebutuhan jasmani adalah kebutuhan yang diperlukan oleh jasmani atau badan. Contoh: untuk menjaga kesehatan badan, manusia memerlukan makanan, minuman, pakaian, dan olahraga yang teratur.
2) Kebutuhan Rohani
Kebutuhan Rohani adalah kebutuhan yang diperlukan oleh rohani atau jiwa. Contoh: untuk menyegarkan pikiran, manusia memerlukan hiburan; untuk menguatkan iman, manusia memerlukan siraman rohani berupa petunjuk dan nasihat keagamaan; untuk mencerdaskan pikiran dan meningkatkan keterampilan, manusia memerlukan pendidikan.
c. Kebutuhan Menurut Bentuk
1) Kebutuhan Material
Kebutuhan material adalah kebutuhan yang berbentuk benda material atau benda berwujud, seperti tas, makanan, rumah, pakaian, dan lain-lain.
2) Kebutuhan Immaterial
Kebutuhan immaterial adalah kebutuhan yang berbentuk benda immaterial atau benda yang tak berwujud, seperti nasihat ulama, penjelasan guru, hiburan, petunjuk dokter, dan lain-lain.
d. Kebutuhan Menurut Waktu
1) Kebutuhan Sekarang
Kebutuhan sekarang adalah kebutuhan yang pemenuhannya tidak dapat ditunda dan harus dipenuhi saat kebutuhan tersebut dirasakan. Contoh: kebutuhan akan makan bagi orang yang lapar dan kebutuhan akan obat bagi orang yang sakit.
2) Kebutuhan Masa Depan
Kebutuhan masa depan adalah kebutuhan yang pemenuhannya dapat ditunda, karena dibutuhkan pada saat yang akan datang. Contoh: kebutuhan akan tempat tidur bayi bagi ibu yang sedang hamil muda dan kebutuhan akan biaya kuliah bagi anak yang masih SMP.
e. Kebutuhan Menurut Subjek
Kebutuhan menurut subjek terdiri atas kebutuhan individu dan kebutuhan kualitatif/bersama.
1) Kebutuhan Individu
Kebutuhan individu adalah kebutuhan yang harus dipenuhi secara individu atau perorangan. Contoh: kebutuhan makan, minum, pakaian, sepatu, dan sikat gigi. Kebutuhan individu setiap orang berbeda. Kebutuhan individu seorang petani berbeda dengan kebutuhan individu seorang dokter.
2) Kebutuhan Kualitatif/Bersama
Kebutuhan kolektif adalah kebutuhan yang harus dipenuhi untuk kepentingan bersama dan dilakukan secara bersama-sama. Contoh: kebutuhan akan jalan raya, listrik, pasar, sistem pengairan, tempat pembuangan sampah, dan lain-lain.
3. Faktor-Faktor Penyebab Perbedaan Kebutuhan
Kebutuhan setiap orang tidaklah sama. Kebutuhan orang yang tinggal di daerah panas tentu berbeda dengan kebutuhan orang yang tinggal di daerah dingin. Kebutuhan seorang nelayan tentu berbeda dengan kebutuhan seorang guru. Berikut faktor-faktor yang menyebabkan kebutuhan setiap orang berbeda.
a. Keadaan Alam
Orang di daerah panas membutuhkan baju tipis agar tidak kepanasan, sebaliknya orang di daerah dingin (kutub) membutuhkan baju tebal agar tidak kedinginan.
b. Profesi
Seorang nelayan membutuhkan perahu dan jala untuk menangkap ikan. Akan tetapi, seorang guru tidak membutuhkan barang tersebut. Seorang guru membutuhkan buku-buku sebagai bahan ajar.
c. Agama
Orang yang beragama Islam membutuhkan kain sarung, mukena, dan sajadah sebagai peralatan salat. Kebutuhan ini berbeda dengan orang yang beragama Kristen, Hindu, dan Budha.
d. Adat Istiadat
Setiap daerah memiliki adat istiadat yang berbeda. Adat istiadat yang berbeda menuntut kebutuhan yang berbeda. Sebagai contoh: pesta
perkawinan adat Betawi menuntut kebutuhan yang berbeda dengan pesta perkawinan adat Jawa.
e. Status Ekonomi dan Sosial
Orang kaya tentu memiliki kebutuhan yang berbeda dengan orang yang biasa-biasa. Umumnya orang kaya dalam membeli kebutuhan memerhatikan merek-merek tertentu, sedangkan orang yang biasa-biasa tidak.
f. Usia
Kebutuhan bayi berbeda dengan kebutuhan remaja, berbeda pula dengan kebutuhan orang lanjut usia.
g. Hobi
Orang yang memiliki hobi memancing membutuhkan pancing, sedangkan orang yang hobi bersepeda membutuhkan sepeda.
h. Peradaban
Orang yang tinggal di pedalaman dan suku-suku terasing memiliki kebutuhan yang berbeda dengan orang yang tinggal di masyarakat yang sudah modern.
4. Alat Pemuas Kebutuhan
Bermacam-macam kebutuhan seperti yang telah diuraikan di atas harus dipuaskan atau dipenuhi agar manusia dapat mempertahankan hidup dan memperoleh kesejahteraan serta kenyamanan. Dengan apa manusia dapat memuaskan atau memenuhi kebutuhannya? Yaitu dengan barang dan jasa.
Barang adalah alat pemuas kebutuhan yang berwujud. Adapun jasa adalah alat pemuas kebutuhan yang tidak berwujud. Contoh barang, yaitu makanan, rumah, buku, pakaian, mobil, dan jembatan. Contoh jasa, yaitu nasihat ulama, nasihat pengacara, penjelasan guru, petunjuk dokter, hiburan, jasa tukang pijat, dan jasa kuli angkut.
Berikut ini akan diuraikan macam-macam barang berdasarkan cara memperoleh, tujuan penggunaan, proses produksi, kualitas, hubungan dengan benda lain, dan jaminan.
a. Macam Barang Menurut Cara Memperolehnya
1) Barang Ekonomi
Barang ekonomi adalah barang yang untuk memperolehnya diperlukan pengorbanan. Contoh: untuk memperoleh beras, pakaian, dan perabot rumah tangga umumnya orang harus membelinya dengan menggunakan uang.
2) Barang Bebas
Barang bebas adalah barang yang untuk memperolehnya tidak diperlukan pengorbanan. Contoh: sinar matahari dan udara kita peroleh setiap hari tanpa memerlukan pengorbanan.
b. Macam Barang Menurut Tujuan Penggunaan
Macam barang menurut tujuan penggunaan terdiri atas barang konsumsi dan barang produksi.
1) Barang Konsumsi
Barang konsumsi adalah barang yang digunakan dengan tujuan untuk langsung memenuhi kebutuhan manusia. Barang konsumsi disebut juga barang siap pakai. Contoh: tas, makanan, dan lain-lain.
2) Barang Produksi
Barang produksi adalah barang yang digunakan dengan tujuan untuk menghasilkan barang lain, bukan untuk langsung memenuhi kebutuhan  manusia. Contoh: mesin dan bahan-bahan mentah, seperti tepung gandum.  Tepung gandum di pabrik roti merupakan barang produksi karena digunakan untuk membuat roti. Adapun setelah berbentuk roti maka roti sudah merupakan barang konsumsi yang langsung bisa dikonsumsi manusia.
c. Macam Barang Menurut Proses Produksi
1) Barang Dasar atau Bahan Mentah
Barang dasar atau bahan mentah adalah barang-barang yang belum diolah dan merupakan bahan baku untuk membuat produk tertentu. Bahan mentah dapat berupa hasil pertanian seperti padi dan kedelai, hasil pertambangan seperti minyak mentah dan biji timah, hasil perkebunan seperti daun teh dan biji kopi, serta hasil hutan seperti kayu gelondongan dan kayu rotan.
2) Barang Setengah Jadi
Barang setengah jadi adalah barang yang sudah diolah tapi belum menjadi barang yang siap pakai. Barang setengah jadi harus diolah lagi agar menjadi barang jadi yang siap pakai. Contoh barang setengah jadi, yaitu kopra untuk industri minyak goreng, benang untuk industri kain, serta kulit yang mudah disimak untuk industri tas dan jaket. 
3) Barang Jadi
Barang jadi adalah barang yang sudah diolah dan menjadi barang yang siap pakai. Contoh barang jadi, yaitu pakaian, meja, kursi, kulkas, televisi, sepatu, dan minyak goreng.
d. Macam Barang Menurut Hubungannya dengan Barang Lain
1) Barang Substitusi
Barang substitusi adalah barang yang dapat berperan sebagai pengganti barang lain. Contoh: jagung dapat menggantikan beras, bemo dapat menggantikan bus, margarin dapat menggantikan mentega.
2) Barang Komplementer
Barang komplementer adalah barang yang berperan melengkapi barang lain. Contoh: minyak tanah dan sumbu melengkapi kompor, bensin melengkapi kendaraan, tinta melengkapi bolpoin.
e. Macam Barang Menurut Kualitas
1) Barang Superior
Barang superior adalah barang yang memiliki kualitas tinggi sehingga mampu memberikan prestise (martabat) tersendiri bagi pemakainya. Umumnya barang superior dikonsumsi oleh orang berpenghasilan tinggi.
Contoh: mobil mewah dan pakaian mewah.
2) Barang Inferior
Barang inferior adalah barang yang memiliki kualitas rendah. Umumnya barang inferior dikonsumsi oleh orang berpenghasilan rendah. Contoh: barang-barang bekas, barang-barang seperti sepatu, tas dan baju yang berkualitas rendah yang dijual dengan harga murah.
3) Barang Pertengahan
Barang pertengahan adalah barang yang memiliki kualitas sedang. Umumnya barang pertengahan dikonsumsi oleh orang berpenghasilan menengah. Contoh: beras, sepatu, tas dan baju yang berkualitas menengah yang dijual dengan harga sedang (tidak murah, tidak mahal).
f. Macam Barang Menurut Jaminan
Macam barang menurut jaminan terdiri atas barang bergerak dan barang tidak bergerak.
1) Barang Bergerak
Barang bergerak adalah barang yang digunakan sebagai jaminan untuk memperoleh pinjaman atau kredit jangka pendek. Contoh: televisi, perhiasan, motor, kulkas, dan radio. Barang tersebut disebut bergerak karena dapat dipindah-pindahkan dengan mudah.
2) Barang Tidak Bergerak
Barang tidak bergerak adalah barang yang digunakan sebagai jaminan untuk memperoleh pinjaman atau kredit jangka panjang. Contoh: tanah dan rumah. Barang tersebut disebut tidak bergerak karena umumnya bendabenda tersebut tidak dapat dipindahkan dengan mudah. Dan, secara umum barang tidak bergerak bernilai lebih mahal dibanding barang bergerak sehingga bisa digunakan sebagai jaminan untuk memperoleh pinjaman jangka panjang yang jumlahnya besar 

Selasa, 15 Mei 2012

APBN dan APBD

1. Pengertian
APBN adalah suatu daftar yang memuat rincian pendapatan dan pengeluaran pemerintah pusat dalam jangka waktu satu tahun (1 Januari–31 Desember) pada tahun tertentu, yang ditetapkan dengan undang-undang
dan dilaksanakan secara terbuka dan bertanggung jawab untuk sebesarbesarnya kemakmuran rakyat.
2. Tujuan APBN
1. meningkatkan transparansi dan pertanggungjawaban pemerintah kepada DPR dan masyarakat luas;
2. meningkatkan koordinasi antar bagian dalam lingkungan pemerintah;
3. membantu pemerintah mencapai tujuan fiskal;
4. memungkinan pemerintah memenuhi prioritas belanja;
5. membantu menciptakan efisiensi dan keadilan dalam menyediakan barang dan jasa publik melalui proses pemrioritasan.
3. Fungsi APBN
a. Fungsi alokasi
APBN memuat rincian penerimaan dan pengeluaran pemerintah.Pendapatan yang dihimpun pemerintah selanjutnya digunakan untuk membiayai berbagai pengeluaran pemerintah di segala bidang sesuai dengan kebutuhan. Perolehan pajak, misalnya, dialokasikan pemerintah untuk membangun sarana dan prasarana pendidikan, jalan, jembatan dan kepentingan umum lainnya.
b. Fungsi distribusi
APBN yang diperoleh dari berbagai sumber penerimaan oleh pemerintah, kemudian didistribusikan kembali kepada masyarakat, berupa subsidi, premi, dan dana pensiun.
c. Fungsi stabilitas
Pelaksanakan APBN yang sesuai dengan alokasi yang telah ditentukan (tertib anggaran) akan dapat menjaga kestabilan arus uang dan arus barang sehingga dapat mencegah fluktuasi dalam perekonomian nasional. Dengan kata lain, menciptakan kestabilan perekonomian nasional. 
4. Prinsip APBN
a. Prinsip anggaran berimbang, yaitu sisi penerimaan sama dengan sisi pengeluaran, defisit anggaran ditutup bukan dengan mencetak uang baru, melainkan dengan pinjaman luar negeri.
b. Prinsip dinamis
1. Anggaran dinamis absolut, yaitu peningkatan jumlah tabungan pemerintah dari tahun ke tahun sehingga kemampuan menggali sumber dalam negeri bagi pembiayaan pembangunan dapat tercapai.
2. Anggaran dinamis relatif, yaitu semakin kecilnya persentase ketergantungan pembiayaan terhadap pinjaman luar negeri.
c. Prinsip fungsional, yaitu pinjaman luar negeri hanya untuk membiayai pengeluaran pembangunan, bukan untuk membiayai pengeluaran rutin. Semakin dinamis anggaran dalam pengertian relatif, semakin baik tingkat fungsionalitas terhadap pinjaman luar negeri.
Asas APBN meliputi:
a. asas kemandirian, artinya pembiayaan negara didasarkan atas kemampuan negara, sedangkan pinjaman luar negeri hanya sebagai pelengkap;
b. asas penghematan atau peningkatan efisiensi dan produktivitas;
c. asas penajaman prioritas pembangunan, artinya mengutamakan pembiayaan yang lebih bermanfaat.