Halaman

Senin, 24 September 2012

Ekonomi Makro dan Ekonomi Mikro

Mikro serta Hubungannya dengan Cabang- Cabang Ilmu Ekonomi yang Lain Ekonomi berasal dari bahasa Yunani, yakni dari kata oikos yang berarti rumah tangga dan nomos yang berarti peraturan. Jadi, ekonomi berarti peraturan rumah tangga atau mengatur rumah tangga.
Sejalan dengan perkembangan zaman, ekonomi berkembang menjadi suatu ilmu seperti halnya ilmu fisika, ilmu kimia, dan ilmu matematika. Ilmu ekonomi dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari usaha-usaha
manusia dalam memenuhi kebutuhannya, baik secara individu maupun kelompok dalam rangka mencapai kemakmuran. Karena ruang lingkup ilmu ekonomi sangat luas maka ilmu ekonomi terbagi atas beberapa cabang, sebagai berikut.
1. Ekonomi Teori (Economic Theory)
Ekonomi teori adalah ilmu ekonomi yang bertugas menerangkan hubungan peristiwa-peristiwa ekonomi dan kemudian merumuskan hubungan-hubungan tersebut dalam suatu hukum ekonomi atau teori ekonomi. Ekonomi teori terbagi menjadi dua, yakni ekonomi makro dan ekonomi mikro.
2. Ekonomi Terapan (Applied Economic)
Ekonomi terapan, yaitu ilmu ekonomi yang memakai ekonomi teori untuk membuat dan merumuskan kebijakan-kebijakan dalam rangka mengatasi masalah ekonomi. Dengan demikian, ekonomi terapan bersifat
mempraktikkan atau menerapkan ekonomi teori untuk digunakan dalam pemecahan masalah ekonomi. Karena bersifat penerapan maka timbulah cabang-cabang ekonomi terapan, seperti: ekonomi koperasi, ekonomi pembangunan, ekonomi moneter, ekonomi internasional, dan lain-lain.
3. Ekonomi Deskriptif (Descriptive Economic)
Ekonomi deskriptif, yaitu ilmu ekonomi yang menggambarkan keadaan perekonomian yang sebenarnya terjadi di masyarakat, misalnya menggambarkan keadaan perekonomian petani bawang merah di Brebes
Jawa Tengah atau menggambarkan keadaan perekonomian pengrajin patung Asmat di Irian Jaya.
4. Ekonometrika (Econometrics)
Ekonometrika, yaitu ilmu ekonomi yang menjelaskan gejala-gejala ekonomi yang terjadi dengan menggunakan metode matematis dan statistik. Untuk menjelaskan sifat-sifat hubungan antara gejala-gejala ekonomi, para ahli ekonomi menggunakan metode matematis dan statistik. Misalnya, berdasarkan data yang tersedia seperti jumlah pendapatan nasional, jumlah aliran, dan data-data yang diperlukan, dapat dibuat ramalan tentang apa yang akan terjadi di masa mendatang atau ramalan tentang akibat-akibat kebijakan ekonomi yang akan atau sedang dijalankan.
Dari uraian di atas diketahui bahwa ekonomi makro dan ekonomi mikro merupakan bagian dari ekonomi teori. Lalu apa pengertian dari ekonomi makro dan ekonomi mikro? Ekonomi makro adalah salah satu bidang ilmu ekonomi yang melihat dan menganalisis kegiatan ekonomi di suatu negara dengan analisis yang bersifat menyeluruh (agregat). Hal itu sejalan dengan pengertian makro, yakni besar dan menyeluruh. Adapun ekonomi mikro adalah salah satu bidang ilmu ekonomi yang melihat dan menganalisis kegiatan ekonomi dengan cara melihat dan menganalisis bagian- bagian kecil dari keseluruhan. Hal ini sejalan dengan pengertian mikro, yakni kecil .
Menurut Gregory Mankew dalam buku “Pengantar Ekonomi”, ekonomi makro dan ekonomi mikro saling berkaitan satu dengan yang lain. Karena perubahan ekonomi secara menyeluruh (makro), tentulah hasil dari
perubahan berjuta-juta individu dalam melakukan kegiatan ekonomi. Dengan kata lain, perubahan yang terjadi dalam ekonomi makro merupakan hasil dari seluruh perubahan yang terjadi dalam ekonomi mikro. Oleh karena itu, bila seorang pakar ekonomi ingin menganalisis efek (pengaruh) dari pemungutan pajak penghasilan terhadap produksi barang dan jasa secara menyeluruh, maka pakar ekonomi tersebut harus lebih dulu menganalisis efek dari pemungutan pajak penghasilan terhadap individu atau rumah tangganya. Yaitu, dengan menyelidiki berapa besar penghasilan yang dibelanjakan individu atau rumah tangga untuk membeli barang dan jasa, setelah adanya pemungutan pajak penghasilan.
Mempelajari ekonomi makro dan ekonomi mikro sangatlah penting karena keduanya memiliki manfaat masing-masing. Seorang pengamat ekonomi tidak akan bisa memberikan pendapat dan alasan mengenai keadaan perekonomian dengan baik bila tidak memahami aspek-aspek yang dibahas dalam makro ekonomi. Berbagai aspek yang dibahas dalam makro ekonomi seperti pendapatan nasional, pertumbuhan ekonomi, dan neraca pembayaran merupakan alat pengamat penting yang harus dimiliki. Oleh karena itu, bila kita ingin mengulas keadaan perekonomian dengan baik kita perlu mempelajari ekonomi makro.
Lalu, apa manfaat mempelajari ekonomi mikro? Pada intinya, dengan mempelajari ekonomi mikro kita dapat melakukan penghematan (efisiensi) dalam penggunaan sumber daya yang serba terbatas. Selain itu, kita juga
dapat mengetahui cara-cara mencapai kepuasan maksimum dalam penggunaan sumber daya yang serba terbatas tersebut.
Mempelajari ekonomi makro diakui lebih sulit dibanding mempelajari ekonomi mikro. Ada tiga alasan yang menyebabkan ekonomi makro lebih sulit dipelajari, yaitu:
1. ekonomi makro sangat menyederhanakan pola kegiatan ekonomi negara dibanding kenyataan yang sebenarnya berlaku;
2. cara pendekatan dalam menerangkan makro yang digunakan para ahli ekonomi berbeda satu dengan yang lain;
3. aspek-aspek yang dianalisis dalam ekonomi makro terus-menerus dikembangkan dan diperdebatkan.
B. Perbedaan Ekonomi Mikro dengan
Ekonomi Makro Perbedaan ekonomi mikro dengan ekonomi makro bisa dilihat dari tiga hal, yakni corak analisis, titik berat analisis, dan materi yang dibahas.

Catatan: Kadang-kadang materi yang dibahas dalam ekonomi
mikro sama dengan yang dibahas dalam ekonomi makro. Bedanya
ekonomi mikro hanya melihat bagian kecil (secara perorangan atau
satuan), sedangkan ekonomi makro melihat secara keseluruhan.
Para ahli ekonomi dan pengamat ekonomi senantiasa mengamati prestasi
kegiatan perekonomian dari waktu ke waktu. Untuk melakukan pengamatan
dengan baik diperlukan data-data statistik yang menggambarkan perubahanperubahan
kegiatan ekonomi negara. Data-data statistik tersebut disebut
indikator makro ekonomi (macro economic indicator). Istilah lain indikator
makro ekonomi adalah alat pengamat ekonomi. Ada banyak indikator makro
ekonomi, tetapi yang terutama perlu diperhatikan adalah pendapatan
nasional, pertumbuhan ekonomi, pendapatan per kapita, angkatan kerja,
indeks harga , inflasi, neraca perdagangan, neraca pembayaran, dan kurs
valuta asing.
dalam penggunaan
sumber daya atau faktor
produksi.
b. Cara mencapai
kepuasan maksimum.
3. Contoh materi yang
dibahas:
a. Teori produksi
b. Biaya produksi
c. Teori perilaku produsen
d. Struktur pasar
e. Teori konsumsi
f. Teori perilaku
konsumen
g. Teori distribusi
h. Elastisitas
i. Permintaan seorang
konsumen
j. Penawaran seorang
produsen
kegiatan ekonomi suatu
negara.
b. Masalah-masalah utama
yang dihadapi setiap
perekonomian.
c. Peranan pemerintah
dalam mengatasi
masalah-masalah
ekonomi.
3. Contoh materi yang
dibahas:
a. Pendapatan Nasional
b. Pertumbuhan ekonomi
c. Inflasi
d. Kebijakan ekonomi
pemerintah
e. Neraca perdagangan
f. Neraca pembayaran
g. Pengangguran
h. Pendapatan per kapita
i. Permintaan seluruh
konsumen
j. Penawaran seluruh
produsen
Ekonomi Makro dan Ekonomi Mikro 237
C. Masalah-Masalah yang Dihadapi
Pemerintah di Bidang Ekonomi
Bila kita membicarakan masalah-masalah yang dihadapi pemerintah di
bidang ekonomi maka sesungguhnya kita sedang membicarakan masalahmasalah
ekonomi makro. Mengapa demikian? Karena secara umum masalahmasalah
yang dihadapi pemerintah tentulah merupakan masalah ekonomi
yang muncul secara keseluruhan yang juga perlu dipecahkan secara
menyeluruh.
Masalah-masalah yang dihadap pemerintah di bidang ekonomi menurut
Sadono Sukirno dalam bukunya yang berjudul “Ekonomi Makro”, di
antaranya sebagai berikut.
1. Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi bisa diartikan sebagai perkembangan kegiatan
dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi
dalam masyarakat bertambah. Dalam praktik, pertumbuhan ekonomi
dihitung degan membandingkan PDB (Produk Domestik Bruto)) tahun
tertentu dengan PDB tahun sebelumnya. PDB (Produk Domestik Bruto)
adalah jumlah nilai barang dan jasa yang dihasilkan seluruh masyarakat di
suatu negara selama satu tahun, termasuk yang dihasilkan oleh warga negara
asing yang ada di wilayah negara tersebut. Oleh karena itu, pertumbuhan
ekonomi bisa pula diartikan sebagai suatu keadaan perekonomian yang
menunjukkan adanya kenaikan PDB (Produk Domestik Bruto) bila dibanding
dengan tahun sebelumnya.
Setiap negara atau pemerintah
pasti menginginkan tercapainya
pertumbuhan ekonomi yang optimal,
sesuai dengan potensi yang
dimiliki negara tersebut. Akan tetapi
yang umumnya sering terjadi
pertumbuhan ekonomi tidak tercapai
secara optimal. Untuk itu perhatikan
kurva kemungkinan produksi
disamping.
Gambar 7.1 Kurva Pertumbuhan potensial
dan pertumbuhan sebenarnya
Barang pertanian
Barang industri
238 Ekonomi Kelas X SMA dan MA
Kurva AB merupakan kurva yang menggambarkan batas maksimum
produksi yang dapat diciptakan suatu negara pada waktu tertentu. Pada
negara yang kurva batas maksimum produksinya adalah AB, kemakmuran
masyarakat bisa tercapai secara maksimum bila kombinasi produksi barang
industri dan barang pertanian adalah seperti yang ditunjukkan oleh salah
satu titik pada kurva AB, misalnya oleh titik P. Titik P menunjukkan bila
negara ingin memaksimumkan kemakmuran masyarakat, negara harus
menghasilkan X0 barang industri dan Y0 barang pertanian.
Pada waktu berikutnya, faktor-faktor produksi yang bertambah dan
teknologi yang semakin maju telah memungkinkan negara tersebut
memproduksi lebih banyak. Hal ini digambarkan oleh perubahan kurva dari
AB ke CD. Dan titik R merupakan contoh kombinasi produksi barang industri
dan barang pertanian bila negara ingin mencapai kemakmuran maksimum.
Ini berarti, secara potensial negara tersebut dapat menaikkan produksi dalam
perekonomian dari kombinasi P menjadi R. Tetapi dalam kenyataannya,
kombinasi yang dicapai hanya dari M ke N. Dengan demikian, dapat
dikatakan bahwa pertumbuhan ekonomi yang sebenarnya terjadi ternyata
lebih lambat dari pertumbuhan ekonomi yang secara potensial dapat
dilakukan. Akibatnya, sebagian faktor-faktor produksi terpaksa menganggur.
2. Ketidakstabilan Kegiatan Perekonomian
Pada umumnya perekonomian tidak selalu berkembang secara teratur.
Suatu saat bisa naik dan suatu saat bisa turun. Terkadang kegiatan
perekonomian berkembang sangat cepat. Dan pada waktu lain berkembang
sangat lambat bahkan mengalami kemerosotan. Pergerakan naik turun
kegiatan perusahaan-perusahaan dalam jangka panjang di suatu
perekonomian disebut konjungtur atau siklus kegiatan perusahaan.
Walaupun suatu siklus berbeda
dengan siklus yang lain, tetapi sifatsifat
dasar dari setiap siklus adalah
sama, yakni memperlihatkan bentuk
khas tertentu yang diperlihatkan oleh
gambar berikut:
Gambar 7.2 Satu siklus kegiatan Ekonomi dalam konjungtur
Pendapatan nasional riil
Jalur pertumbuhan yang stabil
Pendapatan nasional
sebenarnya
Ekonomi Makro dan Ekonomi Mikro 239
Pada siklus ABCDE, pergerakan dari A ke B dan dari C ke D menunjukkan
kegiatan perekonomian yang mengalami kemunduran. Adapun pergerakan
dari B ke C dan dari D ke E menunjukkan kegiatan perekonomian yang
mengalami pertumbuhan. Kemunduran ekonomi yang serius akan
menyebabkan timbulnya pengangguran, sedangkan pertumbuhan ekonomi
yang terlalu pesat akan menyebabkan timbulnya inflasi (kenaikan hargaharga).
Baik pengangguran maupun inflasi dapat berakibat buruk terhadap
kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, diperlukan usaha-usaha agar
pergerakan-pergerakan dalam suatu siklus bisa lebih stabil.
3. Pengangguran
Pada umumnya, faktor utama yang menyebabkan terjadinya
pengangguran adalah kekurangan permintaan agregat (kekurangan
permintaan secara keseluruhan). Mengapa permintaan agregat bisa kurang?
Berikut jawabannya.
Pengusaha memproduksi barang dan jasa dengan tujuan memperoleh
keuntungan. Keuntungan bisa diperoleh bila barang dan jasa yang diproduksi
bisa dijual. Semakin besar permintaan, akan semakin banyak barang dan jasa
yang mereka produksi. Semakin banyak produksi akan menambah
pemakaian tenaga kerja. Semakin banyak produksi berarti semakin banyak
pula pendapatan nasional, karena pendapatan nasional di antaranya dihitung
dari nilai barang dan jasa yang diproduksi. Dengan demikian, terdapat
hubungan yang erat antara tingkat pendapatan nasional dengan tingkat
pemakaian tenaga kerja. Semakin banyak pendapatan nasional berarti
semakin banyak pula pemakaian tenaga kerja.
Akan tetapi pada umumnya tingkat permintaan agregat yang terjadi
dalam perekonomian ternyata lebih rendah dari permintaan agregat yang
dibutuhkan untuk mencapai tingkat perekonomian tenaga kerja penuh.
Karena pemakaian tenaga kerja tidak penuh maka dalam perekonomian
terjadi pengangguran. Pengangguran memiliki dampak-dampak buruk di
antaranya mengurangi tingkat kemakmuran atau kesejahteraan masyarakat,
meningkatnya kejahatan dan kerusuhan, serta menurunnya penerimaan
negara dari sektor pajak penghasilan. Oleh karena itu, pemerintah harus selalu
berusaha untuk menekan angka pengangguran.
Selain kekurangan permintaan agregat sebagai faktor utama penyebab
pengangguran, masih ada faktor-faktor lain yang menjadi penyebab
pengangguran, yaitu pemakaian mesin-mesin modern, ketidakcocokan
keterampilan yang dimiliki tenaga kerja dengan keterampilan yang
dibutuhkan perusahaan, perubahan musim dan perubahan struktur
perekonomian yang menuntut jenis keterampilan tertentu.